Selasa, 08 Maret 2011

Pengaruh pra-natal pada tingkah laku sesudah dilahirkan

              Pengaruh pra- natal pada tingkah laku sesudah di lahirkan mendapat banyak perhatian para ahli psikologi perkembangan. Banyak pula pendapat dan dugaan mengenai masalah tersebut., namun belum ada data yang eksak mengenai hal itu. Salah satu studi yang baik mengenai perkembangan pra-natal adalah tulisan Joffe (1969). Lebih dari dua pertiga penelitian Joffe dilakukan terhadap perkembangan hewan.
Telah dikemukakan di muka bahwa perkembangan biologis manusia terjadi pada saat konsepsi, yaitu pada waktu sel sperma dan ovum lebur menjadi satu. Fase pra-natal dibedakan menjadi tiga fase :
1.) Fase germinal : waktu 2 minggu pertama;
2.) Fase embrional : waktu 6-8 minggu berikutnya; dan
3.) Fase fetal : mulai minggu ke-8 sampai saat dilahirkan.
              Waktu kehamilan berlangsung biasanya selama 270 hari atau kurang lebih 40 minggu sesudah hari pertama menstruasi berakhir. Menurut definisi World Health Organozation ( WHO, 1961) sebutan pra-menstruasi atau prematurity dikenakan pada bayi apabila berat badan pada waktu dilahirkan kurang dari 2500 gram dan periode kehamolan kurang dari 37 minggu. Pra- maturitas banyak dipandang sebagai salah satu sebab gangguan tingkah laku, meskipun masih banyak pendapat yang simpang siur. Untuk mudahnya pengaruh pra-natal tersebut dibedakan antara pengaruh lingkungan ( faktor ekstern, ketegangan, kebiasaan subjektif, ketegangan emosi, takhayul ) dan sikap ibu.
              Dalam hubungan dengan pengaruh pra-natal ( sebelum dilahirkan ), perinatal (pada waktu dilahirkan), dan post natal (sesudah dilahirkan) terdapat banyak pendapat dan dugaan. publikasi Joffe pada tahun 1969 dianggap sebagai hal yang sangat penting dalam penelitian keadaan pra-natal, meskipun banyak mendasarkan diri pada penelitian terhadap hewan.
               Perkembangan yang menyimpang pada masa pra-natal dapat dibedakan dalam dua kelompok yang besar, yaitu penyimpangnan genetis dan penyimpangan dalam perkembangan. kesalahan atau penyimpangan genetis timbul pada waktu konsepsi, penyimpangan perkembangan pra-natal dapat terjadi setiap saat sesudah konsepsi.

             -penyimpangan genetis
Penyimpangan kromosom yang terkenal adalah yang disebut down syndrome. Ada kelainan pada kromosom 21 yang ada tiga sedangkan seharusnya ada dua. Anak dengan down syndrome mempunyai ekspresi muka yang khas dan mengalami keterbelakangan dalam perkembangan.
A. Pengaruh lingkungan:
            -penyimpangan perkembangan sebelum dilahirkan
Ibu yang sakit dapat memberikan efek yang tidak baik pada embrio ataupun fetus. Penyakit yang terkenal memberikan akibat yang tidak baik adalah: campak, AIDS. dan cytomegalovirus.
Infeksi herpes dan timbul pada bagian kedua masa kehamilan dalam varian herpes gestationis ( gestatis = kehamilan) yang berujud gelembung- gelembung pada kulit (gelembung kehamilan). Pemakaian obat-obatan oleh seorang ibu yang sedang hamil dapat menyebabkan kerugian dalam perkembangan janin yang dikandungnya, termasuk kebiasaan meroko dan minum-minuman keras walau jum;lah yang sedikit. Anak seorang ibu yang peminum pada umumya lebih kecil, mempunyai penyakit otak serta muka yang nampak membengkak. Penggunaan kokain merugikan perkembangan janin misalnya: risiko lahir sebelum waktunya, berat badan kurang, perkembangan yang terhambat semuanya sebelum dilahirkan.
               -ketengangan emosional
Ketegangan psikis terjadi pada periode fetal, yaitu sesudah bulan yang kedua, maka terjadilah apa yang di sebut sindrom nafsu terhambat. Disini diketemukan sedikit aktivitas, sedikit spontanitas. Pada umumnya terjadi suatu tingkah laku apatis.
               -takhayul dan kenyataan di Indonesia 
Di Indonesia banyak di permasalahkan mengenai pengaruh tingkah laku orang tua terhadap keadaan bayi yang akan dilahirkan. Misalnya bila ayah atau ibu atau keduanya bencu pada seseorang maka anaknya akan mirip dengan orang yang dibenci tadi. Mengenai hal-hal yang serupa menunjukkan adanya pengaruh keadaan hormonal terhadap perubahan psikis ibu.

B. Sikap Ibu
Sejak lama telah dimengerti bahwa sikap menolak dari pihak ibu terhadap janin kandungan akan diteruskan sesudah anak dilahirkam. tetapi beberapa penelitian Geissler ( 1965) di Jerman Timur dan Sears et al (1957)
 di Amerika menunjukkan bahwa lebih dari 90% jumlah ibu yang semula bersikap menolak, berubah mempunyai sikap yang positif terhadap anak sesudah dilahirkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar